Laporan Praktikum Pestisida dan Alat Pengendalian Hama
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititik beratkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. Selama ini, kita mengetahui bahwa pestisida sangat berguna dalam membantu petani merawat pertaniannya. Pestisida dapat mencegah lahan pertanian dari serangan hama. Hal ini berarti jika para petani menggunakan pestisida, hasil pertaniannya akan meningkat dan akan membuat hidup para petani menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya pemahaman tersebut, pestisida sudah digunakan di hampir setiap lahan pertanian. Namun sekarang ini banyak pemahaman yang salah tentang penggunaan dosis dari pestisida ini. Para petani tidak mengindahkan anjuran pemakaian yang telah diterapkan oleh pemerintah.
Jika melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi maupun ekstensifikasi pertanian sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya, namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang besar, hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini masih berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.
Dalam penggunaan pestisida perlu adanya alat untuk mengaplikasikan pestisida tersebut kepada sasaran ataupun tanaman yang ingin dilindungi dari serangan OPT. Alat tersebut dikenal dengan sebutan alat pengendali hama. Alat pengendalian hama yang banyak digunakan petani, antara lain alat penyemprot tangan, alat pengabut tipe gendong, alat semprot tekanan tinggi dan alat emposan tikus.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengenal beberapa jenis pestisida dan senyawa semiokimia berdasarkan nama dagang, formulasi, dan nama bahan aktif.
2. Mengenal beberapa alat dan perlengkapan aplikasi pestisida dan senyawa semiokimia.
II. TATA CARA PRAKTIKUM
Praktikum pengenalan pestisida dan alat pengendali hama ini dilakukan di laboratorium Entomologi Terapan, Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman. Alat yang digunakan adalah knapsack sprayer, hand sprayer, soil injector, micron ulva, emposan, duster, dan mist blower. Bahan yang digunakan adalah berbagai jenis pestisida yang meliputi Curacron 500 EC, Termiban 400 EC, Decis 2,5 EC, Sevin 85 SP, Confidor 70 WS, Confidor 5 WP, Furadan 3 G, Marsal 200 EC, Regent 0,3 G, Applaud 10 WP, Spontan 400 SL, dan Racumin 0,01 P.
Tata laksana praktikum kali ini, pertama-tama disediakan bahan-bahan pestisida dan senyawa semiokimia. Dicatat nama dagang, nama bahan aktif, formuulasi, dan organisme sasaran. Kemudian diamati juga berbagai jenis peralatan aplikasi pestisida. Dideskripsikan nama dan jenis atau formulasi pestisida yang dapat diaplikasikan dengan alat tersebut.
Laporan Praktikum Pestisida dan Alat Pengendalian Hama
Sekian artikel Laporan Praktikum Pestisida dan Alat Pengendalian Hama kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Laporan Praktikum Pestisida dan Alat Pengendalian Hama dengan alamat link https://praktikum-laporan.blogspot.com/2014/12/laporan-praktikum-pestisida-dan-alat-pengendalian-hama.html