Laporan Praktikum Ternak Sapi Potong
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Tujuan Praktikum
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari cara menimbang ternak sapi dan mengetahui bobot badan ternak sapi potong dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh sapi.
ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
Untuk mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan keadaan gigi.
Mempelajari bagai mana cara menghitung respirasi ternak potong
Mempelajari tentang bagai mana cara mengukur suhu tubuh ternak potong..
Untuk mengetahui cara menghitung denyut nadi ternak. .
Mempelajari cara membaca temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong.
Kegunaan Praktikum
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
praktikan dapat mengetahui cara menimbang sapi dan mengetahui bobot badan dengan melihat ukuran bagian-bagian tubuh ternak sapi potong.
ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
Agar praktikan mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi yang di miliki oleh ternak tersebut.
Agar praktikan mengetahui suhu tubuh ternak pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan berbeda, serta melatih keterampilan dalam melakukan pengukuran.
Agar praktikan mengetahui cara mengukur respirasi pada ternak terse.
Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong Agar praktikan mengetahui denyut nadi pada ternak
Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
Agar praktikan mengetahui semua yang di praktikkan,khususnya kondisi ekstriorsapi potong.
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi bali yang depelihara secara tradisional dengan pakan hijauan berupa rumput-rumputan dan hijauan konvensional memberikan pertambahan bobot Universitas Sumatera Utara badan yang rendah, yaitu 100-200 g/ekor/hari. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa sapi bali cukup responsif dalam upaya perbaikan pakan. Pemberian hasil samping kelapa sawit yang diamoniasi terbukti dapat meningkatkan konsumsi bahan kering ransum dari 3,9 kg menjadi 4,3 kg dan meningkatkan pertambahan bobot badan dari0,3 kg menjadi 0,4 kg/ekor/hari (Hasnudi, 1997).
Suhu tubuh sapi dipengaruhi oleh jenis, bangsa, umur, jenis kelamin, kondisi dan aktivitasnya. Kisaran tubuh normal pada sapi adalah 38,5-39,6 0C dengan suhu kritis 40 0C (Subronto, 1985).
Suhu lingkungan yang berubah-ubah menyebabkan ternak selalu berusaha untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap, karena sapi adalah hewan homeothermis. Kisaran suhu tubuh normal anak sapi 39,5-40ºC, sedangkan untuk sapi dewasa 38-39,5ºC (Sugeng, 2000).
Rata-rata frekuensi pernafasan sapi adalah 10-30 kali per menit. Pernafasan akan lebih cepat pada sapi yang ketakutan, lelah akibat bekerja berat dan kondisi udara terlalu panas (Sugeng, 2000).
Hewan yang sakit atau stress akan meningkat denyut jantungnya untuk waktu tertentu. Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan ternak, semakin cepat denyut nadinya. Hewan yang mempunyai ukuran tubuh lebih kecil, denyut nadinya lebih besar daripada hewan yang mempunyai ukuran tubuh besar (Frandson, 1992).
Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan kimis dalam tubuh organisme dalam lingkungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung antara lain dari besar badan, umur, aktivitas tubuh, kelelahan dan penuh tidaknya rumen. Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan. Meningkatnya frekuensi respirasi menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan fisiologik dalam tubuh hewan. SKelembaban udara yang tinggi disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi.
Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada dinding rongga dada atau pada pembuluh nadinya. Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa hewan muda mempunyai denyut nadi yang lebih frekuen daripada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat(Housebanri ,2009).
Mengukur panjang badan dapat dilakukan dengan cara menempatkan tongkat ukur bagian permanen dibagian depan tulang persendian pada kaki depan dan cara membacanya harus lurus, sehingga pengukuran yang dilakukan akurat (Susetyo, 1977).
Lingkar dada pada ternak menunjukkan berat badannya, di mana semakin panjang lingkar dadanya maka semakin berat bobot badan ternak tersebut dan sebaliknya semakin pendek lingkar dada suatu ternak maka berat badan ternak tersebut ringan atau ternak tersebut kurang sehat/ kurus (Roche, 1975).
Adapun untuk menentukan umur sapi yang perlu diperhatikan adalah kondisi gigi yang meliputi pertukaran gigi seri susu dengan gigi seri tetap, perecupan gigi seri, pergesekan, dan bintang gigi. Jika gigi seri susu I1 sudah berganti dengan gigi seri tetap dan sudah merecup, berarti umur sapi 2 tahun. Jika gigi seri susu I2 sudah berganti dan merecup, berarti umur sapi 3 tahun. Jika gigi seri susu I3 sudah berganti dan merecup, umur sapi 3,5 tahun. Jika semua gigi seri telah berganti (I4) dan merecup, umur sapi 4 tahun. Jika I4 ada tanda pergesekan, berarti umur sapi 5 tahun. (Timan 2003).
Sudut mata terlihat bersih tanpa adanya kotoran atau getah radang dan tidak terlihat perubahan warna di selaput lendir dan kornea matanya. Ekornya selalu aktif mengibas untuk mengusir lalat. Pernafasan denyut jantung dan ruminansi normal dan dapat dirasakan (Akoso, 1996).
Laporan Praktikum Ternak Sapi Potong
Sekian artikel Laporan Praktikum Ternak Sapi Potong kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Laporan Praktikum Ternak Sapi Potong dengan alamat link https://praktikum-laporan.blogspot.com/2014/12/laporan-praktikum-ternak-sapi-potong.html