Laporan Rekayasa Akuakultur 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rekayasa akuakultur adalah cabang ilmu yang mempelajari kegiatan budidayaspesies air bernilai ekonomis penting dan sistem produksi yang digunakan. Aspek rekayasa teknik budidaya bertujuan untuk menerapkan teori matematis dan konseprekayasa untuk pengembangan sistem produksi yang efektif dengan penekanan pada penggunaan simulasi untuk kontrol kualitas air dan kegiatan produksi. Kondisi lingkungan, pakan dan pemupukan merupakan komponen penting dari produksi.Sistem rekayasa pada umumnya menggunakan operasi pengolahan air untuk menjamin kualitas lingkungan yang baik bagi kultivan. Sistem resirkulasi air juga merupakan aspek penting dari usaha ini, dengan penekanan pada kualitas air, kadar oksigen, dan jumlah pakan. (Anonim, 2011)
Kegiatan budidaya terus tumbuh dengan cepat seiring perkembangan konsep rekayasa akuakultur. Rekayasa akuakultur membutuhkan pengetahuan tentang aspek umum sepert isumber dan treatment air, pengetahuan mengenai unit produksi, sistem pemberian pakan, kebutuhan nutrisi kultivan, instrumentasi, monitoring, transportasi ikan dan penanganan limbah (Anonim, 2011)
Keberhasilan usaha budidaya ikan sangat ditentukan oleh ketepatan pemilihan lokasi. Lokasi tambak/kolam harus menjanjikan masa depan yang baik untuk budidaya secara berkelanjutan dan lestari. Lokasi budidaya erat kaitannya dengan kualitas lingkungan yang secara langsung berpengaruh terhadap proses produksi. Di dalam memilih lokasi yang akan digunakan dalam usaha budidaya yang perlu diperhatikan adalah faktor teknis dan faktor non teknis.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum menentukan luas kolam adalah :
1. Dapat merangkai autolevel pada tripod dan melevelkan alat dalam waktu tidak lebih dari 3 menit
2. Dapat mengambil data bentuk kolam dengan dengan berbagai alat dan kemudian memplot datanya dalam kertas grafik dengan skala tertentu
3. Dapat menghitung luas kolam dengan beberapa cara (hasil kali panjang dengan lebar, menghitung jumlah kotak berskala tertentu, dan menimbang berat gambar kolam yang berskala tertentu.
Sedangkan manfaat yang didapatkan selama melakukan praktikum adalah dapat menghitung luas kolam, dapat menggunakan alat auto level dan alat meteran (measuring tape) untuk menentukan lokasi kolam dan menentukan arah dari titik-titik sudut kolam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kegiatan budidaya terus tumbuh dengan cepat seiring perkembangan konsep rekayasa akuakultur. Rekayasa akuakultur membutuhkan pengetahuan tentang aspek umum sepert isumber dan treatment air, pengetahuan mengenai unit produksi, sistem pemberian pakan, kebutuhan nutrisi kultivan, instrumentasi, monitoring, transportasi ikan dan penanganan limbah (Anonim, 2011)
Bagi pengusaha budidaya perikanan/petani ikan, pengetahuan tentang luas kolam yang digarap sangatlah penting untuk diketahui. Dengan mengetahui beberapa luas kolam yang diusahakan serta bagaimana morfologi kolamnya, maka sudah tentu cara pengelolaannya juga akan lebih mudah. Hal ini sangat dimungkinkan karena dengan mengetahui luas kolam ataupun volume air kolam, maka pemberian jumlah kapur, pupul, padat tebar, pakan dan sebagainya mudah diatur (Mulyadi dan Niken, 2012).
Ilmu ukur adalah ilmu pengetahuan dan teknik mengenai penentuan titik secara akurat titik dan lokasi pada permukaan bumi dan jarak serta sudut diantaranya (Wongsotjitro,1980)
Oleh karenanya, pengetahuan tentang bagaimana menentukan luas kolam baik yang bentuknya teratur maupun yang tidak berturan perlu diketahui atau dipelajari (Mulyadi dan Niken, 2012). Ada beberapa cara untuk menghitung luas kolam. Untuk kolam yang bentuknya teratur, cukup dihitung dengan jalan mengkalikan panjanh x lebar/tinggi (bentuk empat persegi panjanh/jajaran genjang) atau panjang alas x ½ tinggi (bentuk segi tiga) atau jumlah sisi sejajar/2 x tinggi (bentuk trapesium).
Pengetahuan mengenai perancangan dan pembuatan kolam bagi ahli pemeliharaan ikan atau petani ikan sangatlah penting untuk kesuksesan dan keberhasilan suatu usaha pemeliharaan ikan. Kegagalan usaha budidaya perikanan sering kali disebabkan karena pemilihan lokasi serta design kolam kurang tepat.
Lensatic compass adalah alat penetu arah compass yang dilengkapi dengan alat alidade berupa celah yang tengahnya terbagi oleh seutas kawat dan dibagian sisi lainnya dilengkapi dengan sebuah lensa oculer.
Ukuran pita atau pita pengukur ( Measuring Tape) adalah bentuk fleksibel penguasa. Ini terdiri dari pita kain, plastik, fiber glass, atau strip logam dengan tanda-tanda linear-pengukuran. Ini adalah alat ukur umum. Its fleksibilitas memungkinkan untuk ukuran panjang besar untuk mudah dibawa dalam saku atau toolkit dan izin satu untuk mengukur sekitar kurva atau sudut. Hari ini di mana-mana, bahkan muncul dalam bentuk miniatur sebagai fob gantungan kunci, atau item kebaruan. Surveyor menggunakan pita pengukur dalam panjang lebih dari 100 m (300 + ft)
Sekian artikel Laporan Rekayasa Akuakultur 1 kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Laporan Rekayasa Akuakultur 1 dengan alamat link https://praktikum-laporan.blogspot.com/2013/04/laporan-rekayasa-akuakultur-1.html