Laporan Praktikum Sel Elektrolisis
JUDUL PERCOBAAN
Sel Elektrolisis
TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati elektrolisis ZnSO4 dan CuSO4 menggunakan elektroda Cu, Fe, dan Zn
LANDASAN TEORI
Elektrokimia
adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan mengkonversi energy
listrik dan energy kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks
(reduksi-oksidasi) di mana dalam reaksi ini energi yang dilepas oleh
reaksi spontan diubah menjadi listrik atau di mana energy listrik
digunakan agar reaksi yang nonspontan bias terjadi. Dalam reaksi redoks,
electron-elektron ditransfer dari satu zat ke zat lain (Chang:2005).
Dalam
tiap jenis sel, katoda adalah didefinisikan sebagai elektroda yang
padanya terjadi reduksi, dan anoda adalah elektroda yang padanya terjadi
oksidasi (R.A.Day,Jr dan A.L.Underwood:1980).
Elektrolisis
merupakan salah satu bagian dari elektrokimia. Elektrolisis ialah
proses di mana energy listrik digunakan untuk mendorong agar reaksi
redoks yang nonspontan bias terjadi. Hubungan kualitatif antara arus
yang dipasok dan produk yang terbentuk dirumuskan oleh Faraday.
Elektrolisis merupakan cara utama untuk memproduksi logam aktif serta
nonlogam aktif dan banyak lagi bahan kimia yang penting di industry
(Chang:2005).
Electron
yang mengalir dalam reaksi reduksi-oksidasi mengalir dari anode ke
katode dalam rangkaian luar. Satuan pengukuran untuk banyaknya electron,
laju aliran dan selisih potensial listrik yang mendorong arus ini
masing-masing adalah coulomb, ampere dan volt (keenan:1980).
ALAT DAN BAHAN
No |
Alat
|
Jumlah
|
1 |
Catu daya
|
1
|
2 |
Kabel penghubung
|
4
|
3 |
Gelas aqua
|
2
|
4 |
Neraca o'hauss
|
1
|
5 |
Pipet tetes
|
1
|
6 |
Gelas ukur
|
1
|
7 |
Ampelas
|
1
|
8 |
Multitester
|
1
|
9 |
Stopwatch
|
1
|
No |
Bahan
|
Jumlah
|
1 |
CuSO4
|
25 ml
|
2 |
ZnSO4
|
25 ml
|
3 |
Batangan Fe
|
1
|
4 |
Batangan Zn
|
1
|
5 |
Batangan Cu
|
1
|
6 |
Batangan C
|
1
|
HASIL PENGAMATAN
Larutan
|
ZnSO4
|
|
ZnSO4
|
|
Elektroda
|
Zn
|
Fe
|
Cu
|
C
|
Massa awal
|
2.5 g
|
2.47 g
|
0.51 g
|
5.43 g
|
Massa akhir
|
2.37 g
|
2.57 g
|
0.56 g
|
5.39 g
|
Larutan
|
CuSO4
|
|
CuSO4
|
|
Elektroda
|
Cu
|
Fe
|
Zn
|
C
|
Massa awal
|
0.61 g
|
2.6 g
|
2.43 g
|
5.25 g
|
Massa akhir
|
0.72 g
|
2.49 g
|
2.32 g
|
5.28 g
|
PEMBAHASAN
Dalam
tiap jenis sel, katoda adalah didefinisikan sebagai elektroda yang
padanya terjadi reduksi, dan anoda adalah elektroda yang padanya terjadi
oksidasi. Electron yang mengalir dalam reaksi reduksi-oksidasi mengalir
dari anoda ke katoda dlam rangkaian luar.
Berdasarkan percobaan ke-1 yaitu elektroda Zn dan Fe dalam larutan ZnSO4. Dengan
menggunakan deret volta, maka akan dapat ditentukan bahwa elektroda Zn
akan mengalami oksidasi, sedangkan elektroda Fe akan mengalami reduksi.
Setelah percobaan selesai, terdapat perbedaan massa awal dan akhir pada
masing-masing elektroda. Berdasarkan data di atas, massa elektroda Zn
berkurang. Hal ini disebabkan karena Zn akan mengalami oksidasi,
sehingga menghasilkan ion Zn2+ di dalam larutan ZnSO4. Sebaliknya, massa elektroda Fe bertambah. Hal ini disebabkan karena ion Fe+ akan menangkap electron Zn yang akan membentuk Fe(s). Reaksinya adalah sebagai berikut:
Zn(s) + Fe2+ Zn2+ + Fe(s)
Reaksi Oksidasi : Zn(s) Zn2+ + 2e-
Reaksi Reduksi : Fe2+ + 2e- Fe(s)
Berdasarkan
hasil pengamatan di atas, kedua elektroda tersebut mengalami perubahan
warna. Hal ini disebabkan electron yang dihasilkan dari reaksi ini akan
bertukar satu sama lain. Dengan kata lain Fe dapat menggantikan Zn dari
senyawanya dan Zn dapat menggantikan Fe dari senyawanya.
Berdasarkan percobaan ke-2 yaitu elektroda Cu dan C dalam larutan ZnSO4. Cu
bertindak sebagai reduktor (mengalami oksidasi) dan C bertindak sebagai
oksidator (mengalami reduksi). Setelah percobaan selesai, terdapat
perbedaan massa awal dan akhir pada masing-masing elektroda. Berdasarkan
data di atas, massa elektroda Cu bertambah dan massa elektroda C
berkurang. Seharusnya massa elektroda Cu berkurang dikarenakan Cu
bertindak sebagai reduktor, begitupula sebaliknya. Elektroda Cu akan
teroksidasi membentuk ion Cu2+, sedangkan elektroda C karena merupakan elektroda inert maka yang tereduksi adalah air yang akan membentuk H2.
Namun, pada percobaan kali ini, praktikan sepertinya melakukan
kesalahan sehingga hasilnya menyimpang dari apa yang seharusnya. Reaksi
yang terjadi:
Reaksi Oksidasi : Cu(s) Cu2+ + 2e-
Reaksi Reduksi : 2H2O + 2e- H2 + 2OH-
Berdasarkan percobaan ke-3, yaitu elektroda Cu dan Fe dalam larutan CuSO4. Elektroda
Cu bertindak sebagai oksidator (mengalami reduksi) dan Fe bertindak
sebagai reduktor (mengalami oksidasi). Setelah percobaan selesai,
terdapat perbedaan antara massa awal dan akhir pada masing-masing
elektroda. Berdasarkan data di atas, massa elektroda Cu bertambah. Hal
ini disebabkan karena Cu akan mengalami reaksi reduksi. Massa elektroda
Fe berkurang karena Fe mengalami reaksi oksidasi. Ketika Fe teroksidasi,
Fe akan membentuk ion Fe2+ dan melepaskan 2e- di dalam larutan CuSO4, sedangkan
Cu akan tereduksi dengan menangkap electron yang dilepaskan oleh Fe
untuk membentuk Cu(s) sehingga Fe akan berkurang dan Cu akan bertambah.
Reaksi yang terjadi:
Reaksi Oksidasi : Fe(s) Fe2+ + 2e-
Reaksi Reduksi : Cu2+ + 2e- Cu(s)
Berdasarkan
hasil pengamatan, elektroda Fe mengalami perubahan warna menjadi
coklat. Hal ini disebabkan karena electron yang dihasilkan dari reaksi
redoks ini akan bertukar satu sama lain. Dalam kasus ini, electron yang
dilepas oleh Fe akan dilengkapi oleh electron dari Cu yang terdapat di
dalam larutan CuSO4. Dengan kata lain Fe dapat menggantikan Cu dari senyawanya dan Cu dapat menggantikan Fe dari senyawanya.
Berdasarkan percobaan ke-4, yaitu elektroda Zn dan C dalam larutan CuSO4. Zn
akan bertindak sebagai reduktor (mengalami oksidasi) dan C bertindak
sebagai oksidator (mengalami reduksi). Setelah percobaan selesai,
terdapt perbedaan antara massa awal dan akhir pada masing-masing
elektroda. Berdasarkan data di atas, massa elektroda Zn berkurang, hal
ini dikarenakan Zn mengalami reaksi reduksi. Ketika Zn teroksidasi, Zn
akan membentuk ion Zn2+ dan melepaskan 2e- , sedangkan C karena merupakan inert, maka yang akan tereduksi adalah air yang kemudian akan membentuk H2. Reaksi yang terjadi:
Reaksi Oksidasi : Zn(s) Zn2+ + 2e-
Reaksi Reduksi : 2H2O + 2e- H2 + 2OH-
Berdasarkan
hasil pengamatan, elektroda Zn akan mengalami perubahan warna menjadi
merah bata. Hal ini disebabkan karena Zn mau memberikan electron dan Cu
juga mau memberikan electron untuk ion Zn (ion Cu2+ berasal dari larutan CuSO4 ), sehingga Zn dapat menggantikan Cu dari senyawanya dan Cu dapat menggantikan Zn dari senyawanya.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Pada elektrolisis terjadi reaksi redoks yang nonspontan
Logam yang mengalami reaksi oksidasi memiliki massa yang lebih kecil dibandingkan dengan logam yang mengalami reaksi reduksi.
Perubahan warna yang terjadi akibat dari kemampuan logam untuk menggantikan logam lain dari senyawanya.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E.1998.Kimia Universitas asas & struktur edisi kelima jilid 1.Jakarta: Binarupa Aksara
Chang, Raymond.2005.Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti edisi ketiga jilid 2.Jakarta: Erlangga
Keenan, Charles W dkk.1980.Ilmu kimia untuk Universitas edisi keenam jilid 2.Jakarta: Erlangga
R.A.Day, Jr dan A.L.Underwood.1980.Analisa Kimia Kuantitatif edisi keempat.Jakarta: Erlangga
Sekian artikel Laporan Praktikum Sel Elektrolisis kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Laporan Praktikum Sel Elektrolisis dengan alamat link https://praktikum-laporan.blogspot.com/2012/09/laporan-praktikum-sel-elektrolisis.html