JUDUL PERCOBAAN
Proses pemisahan campuran melalui proses ekstraksi.
TUJUAN PERCOBAAN
Memisahkan campuran melalui proses ekstraksi antara zat cair dengan zat cair lainnya.
LANDASAN TEORI
Bila
suatu cairan larut dalam cairan lainnya, dapat kita bayangkan bahwa
molekul-molekul dari solven akan saling menjauh untuk memberi tempat
pada molekul-molekul solute yang akan masuk ke larutan,
molekul-molekulnya akan memisah agar dapat menempati ruang dalam
campuran. Karena adanya gaya tarik antara molekul-molekul baik dari
solute maupun solven proses pemisahan dari molekul-molekul tersebut
memerlukan tambahan yaitu memerlukan tambahan energy – yaitu harus
dilakukan usaha baik pada solute dan solven untuk memisahkan
masing-masing molekulnya. Akhirnya ketika solute dan solven yang
molekul-molekulnya dalam keadaan terpisah disatukan, energy akan
dilepaskan karena adanya gaya tarik antara molekul-molekul solute dan
solven (Brady, James E: 1999).
Untuk
memisahkan suatu cairan larut dalam cairan lainnya, dapat dilakukan
dengan menggunakan metode pemisahan campuran melalui proses ekstraksi.
Ekstraksi adalah pengambilan atau pemisahan suatu campuran dengan
memberi pelarut yang sesuai sehingga zat lain tidak ikut larut (S,
Syukri:1999).
Dalam
suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat yang
diinginkan akan berakhir dalam suatu pelarut dan semua zat-zat
pengganggu dalam pelarut yang lain. Transfer semua – atau sama sekali –
semacam itu dari satu ke lain pelarut adalah langka, dan lebih boleh
jadi bahwa kita menjumpai campuran zat-zat yang hanya berbeda sedikit
dalam kecenderungannya untuk beralih dari satu ke lain pelarut. Jadi,
satu transfer tidaklah menimbulkan pemisahan yang bersih (R.A.Day, JR
& A.L.Underwood:1999).
Satu
jenis kesetimbangan heterogen yang penting melibatkan pembagian suatu
spesies terlarut antara dua fasa pelarut yang tidak tercampur.
Kesetimbangan semacam ini digunakan dalam banyak proses pemisahan dalam
penelitian kimia maupun industry. Misalkan, terdapat dua larutan yang
tak tercampur, larutan-larutan ini terpisah menjadi dua fasa dengan zat
cair yang kerapatannya lebih rendah barada di bagian atas larutan
satunya (Oxtoby, dkk:2001).
ALAT DAN BAHAN
Alat |
Jumlah
|
Corong pisah |
1
|
Statif |
1
|
Klem |
1
|
Gelas beaker 250 ml |
1
|
Pipet volume |
1
|
Pipet tetes |
1
|
Bulb |
1
|
Gelas ukur 100 ml |
|
Corong |
1
|
Labu erlenmeyer |
1
|
Bahan
|
Jumlah
|
I2
|
20 ml
|
CHCl3
|
30 ml
|
PEMBAHASAN
Sifat-sifat
zat dalam larutan air diantaranya yaitu terdapat zat yang larut,
sedikit larut, dan tak larut. Bila suatu cairan larut dalam cairan
lainnya, dapat kita bayangkan bahwa molekul-molekul dari solven akan
saling menjauh untuk memberi tempat pada molekul-molekul solute.
Demikian juga molekul solute yang akan masuk ke larutan,
molekul-molekulnya akan memisah agar dapat menempati ruang dalam
campuran (Brady, James E:1999).
Berdasarkan pernyataan di atas, molekul-molekul solven dalam percobaan kali ini yaitu CHCl3 akan saling menjauh untuk memberi tempat pada molekul-molekul solute I2 yang terlarut di dalam air sehingga molekul-molekulnya akan memisah agar dapat menempati ruang dalam campuran.
Percobaan kali ini bertujuan untuk memperoleh iodine yang larut dalam air dengan cara mengekstraksinya dengan CHCl3.
Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat
yang diinginkan akan berakhir dalam suatu pelarut dan semua zat-zat
pengganggu dalam pelarut yang lain. Namun terkadang, kita menjumpai
campuran zat-zat yang hanya berbeda sedikit dalam kecenderungannya untuk
beralih dari satu ke lain pelarut. Oleh karena itu, satu transfer
tidaklah cukup untuk menimbulkan pemisahan yang bersih (R.A.Day, JR
& A.L.Underwood:1999).
Pada percobaan kali ini, dilakukan 2 kali tahap penambahan CHCl3 ke dalam larutan I2. Pada tahap penambahan CHCl3
yang kedua ini, bertujuan mendapatkan iodine yang diperkirakan masih
bercampur di dalam larutan berair setelah ekstraksi pertama dilakukan.
Hal ini dilakukan agar proses pemisahan yang bersih dapat tercapai.
Karena
adanya gaya tarik antara molekul-molekul baik dari solute maupun
solven, proses pemisahan dari molekul-molekul tersebut memerlukan
tambahan yaitu memerlukan tambahan energy – yaitu harus dilakukan usaha
baik pada solute dan solven untuk memisahkan masing-masing molekulnya.
Akhirnya ketika solute dan solven yang molekul-molekulnya dalam keadaan
terpisah disatukan, energy akan dilepaskan karena adanya gaya tarik
antara molekul-molekul solute dan solven (Brady, James E:1999).
Energy
yang dihasilkan ketika molekul-molekul di dalam corong pisah disatukan
(dikocok), akan menimbulkan tekanan. Apabiula tekanan di dalam corong
pisah ini berlebih, maka akan mempengaruhi hasil ekdtraksinya. Di mana
tekanan uap yang berlebih ini akan ikut mengalir keluar bersamaan dengan
hasil ekstraksi (Amiruddin, Achmad:1965).
Teknik
pengocokan jangan terlalu keras, sekadar membolak-balikan corong pisah
beberapa kali untuk menghasilkan pemisahan yang diinginkan. Ketika
proses pengocokan, diselingi dengan membuka keran corong pisah agar gas
yang terbentuk pada saat pengocokan bisa keluar.
Setelah
dikocok, lalu didiamkan beberpa menit. Terdapat dua lapisan, lapisan
atas merupakan iodine yang berada dalam pelarut air dengan perubahan
warna menjadi putih susu, sedangkan pada lapisan bawah merupakan iodine
yang berada dalam pelarut organic (CHCl3) dengan perubahan
warna menjadi merah muda. Pelarut air berada di atas dikarenakan massa
jenis air lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis kloroform.
Prinsip
percobaan kali ini didasari oleh hukum Distribusi Nerst yaitu zat
terlarut akan terbagi dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga
dalam keadaan setimbang, perbandingan kedua zat akan konstan dalam
temperature dan tekanan yang konstan juga.
Ekstraksi kali ini menggunakan dua jenis pelarut yaitu pelarut air dan pelarut organic (CHCl3).
Dari perubahan warna kloroform, dapat diketahui bahwa terjadi
distribusi iod. Dalam hal ini iod lebih banyak terdistribusi pada
kloroform dibandingkan pada air. Hal ini dikarenakan kloroform bersifat
polar. Tapi pada air juga ada yang terdistribusi sehingga pada air juga
terdapat iod.
Pada percobaan kali ini, terdapat selisih pada volume CHCl3 yakni antara volume CHCl3 sebelum ekstraksi dengan sesudah ekstraksi. Hal ini disebabkan karena sifat dari CHCl3 yang mudah menguap. Jadi, sebagian CHCl3 telah menguap di dalam corong pisah sehingga menimbulkan adanya gas pada proses ini.
Pada
percobaan kali ini juga, terjadi kesalahan yang dilakukan oleh
praktikan. Yaitu hasil ekstraksi yang kami dapat masih didapati
gelembung-gelembung udara yang diduga akibat gas yang dihasilkan oleh
CHCl3. Kami menduga bahwa gelembung-gelembung udara yang
terdapat pada hasil ekstraksi kali ini belum berkurang sepenuhnya ketika
keran corong pisah dibuka, sehingga gelembung-gelembung udara tersebut
ikut mengalir keluar saat pengambilan hasil ekstraksi.
KESIMPULAN
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa: