Percobaan V
Standarisasi Natrium Hidroksida Dan Penggunaannya Untuk Penentuan Konsentrasi Asam Asetat
I. TUJUAN PERCOBAAN>>
Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk dapat memahami dan melakukan standarisasi larutan serta menggunakannya untuk analisis kuantitatif sampel.>>
II. TINJAUAN PUSTAKA>>
Analisis kimiawi menetapkan komposisi kuantitatif dan kualitatif suatu materi. Konstituen-konstituen yang akan dideteksi ataupun ditentukan jumlahnya adalah unsur, radikal, gugusan fungsi, senyawaan atau fase. Analisis kimia menyangkut aspek analitis yang lebih sempit dan spesifik. Analisis pada umunya terdiri atas analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Biasanya analisis kualitatif dilakukan sebelum analisis kuantitatif (Khopkar, 1990).>>
Tahapan penentuan analisis kuantitatif adalah dengan usaha mendapatkan sampel, mengubahnya menjadi keadaan yang dapat terukur, pengukuran konstituen yang dikehendaki, dan yang terakhir perhitungan dan interpretasi data numerik (Khopkar, 1990).>>
Analisis kimia terdiri dari dua, yaitu analisis gravimetri yang merupakan proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, yaitu metode pengendapan, metode penguapan, metode elektroanalisis, atau berbagai metode yang lainnya. Kemudian analisis kimia yang lainnya, yaitu analisis volumetri atau yang sering dikenal dengan analisis titrimetri , di mana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan (Khopkar, 1990).>>
Analisis volumetri atau titrimetri adalah suatu cara analisis kuantitatif dari reaksi kimia. Pada analisis ini zat yang akan ditentukan kadarnya, direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya, sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat yang kita cari dapat dihitung (Syukri, 1999).>>
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya telah diketahui. Larutan standar biasanya diteteskan dari buret kedalam suatu erlemeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai reaksi selesai. Proses ini dinamakan titrasi. Titik dimana reaksi telah selesai disebit titik akhir teoritis (Sukmariah, 1990).>>
Selesainya titrasi dapat dilihat karena terjadi suatu perubahan warna. Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan standarnya sendiri atau karena penambahan suatu zat yang disebut indikator. Titik dimana terjadi perubahan warna indikator ini disebut titik akhir titrasi. Secara ideal titik akhir titrasi sampai dengan titik akhir teoritis (ekivalen) (Sukmariah,1990).>>
Zat yang dapat digunakan untuk larutan standar primer, harus memenuhi persyaratan dibawah ini :>>
1. Mudah diperoleh dalam bentuk murni ataupun dalam keadaan yang diketahui kemurniannya. Pengotoran tidak melebihi 0,01 sampai 0,02 %>>
2. Harus stabil>>
3. Zat ini mudah dikeringkan tidak higrokopis, sehingga tidak menyerap uap air, tidak meyerap CO2 pada waktu penimbangan (Sukmariah, 1990).>>
Titrasi biasanya merupakan larutan standar elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan asam klorida.>>
1. Oksidasi-reduksi (redoks), reaksi-reaksi kimia yang menyangkut oksidasi-reduksi secara luas digunakan dalam analisa titrimetri. Misalnya besi dalam keadaan oksidasi +2 dapat dititrasi dengan suatu larutan standar serium (IV) sulfat :>>
Fe 2+ + Ce 4+ Fe3+ + Ce3->>
Pengoksidasian lain secara luas digunakan sebagai suatu titran adalah kalium permanganat (KmnO4). Reaksi dengan besi (II) dalam larutan asam adalah :>>
5Fe 2+ + MnO4- + 8H+ 5Fe 3+ + Mn2+ + 4H2>>
2. Pengendapan, pengendapan kation perak dengan anion halogen merupakan prosedur titrimetri yang digunakan secara luas. Reaksinya adalah :>>
Ag+ + X- AgX (s)>>
Dengan X- yang mungkin ion klorida, bromida, ionida,atau tiosionat (SCN).>>
3. Pembentukan kompleks, sebuah contoh reaksi yang menghasilkan suatu kompleks stabil adalah ion-ion perak dan sianida :>>
Ag + + 2CN- Ag (Cn) 2>>
secara luas untuk penentuan titrimetri Reaksi ini merupakan dasar dari reaksi apa yang disebut cara liebig untuk menentukan sianida. Pereaksi organik tertentu seperti asam etilen dialamim tetra asetat ( EDTA ), membentuk komplek stabil dengan sejumlah ion metal dan digunakan semacam ini (Underwood, 1980).>>
Sekian artikel Standarisasi Natrium Hidroksida Dan Penggunaannya Untuk Penentuan Konsentrasi Asam Asetat kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Standarisasi Natrium Hidroksida Dan Penggunaannya Untuk Penentuan Konsentrasi Asam Asetat dengan alamat link https://praktikum-laporan.blogspot.com/2012/11/standarisasi-natrium-hidroksida-dan.html